Kota Semarang telah terpilih sebagai salah satu dari 100 kota dunia yang akan dikaji ketahanan kotanya, masuk dalam jaringan Global Resilient City Network (GRCN). Program tahun 2024 ini akan fokus pada ketahanan energi kota. Departemen Teknik Elektro dan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro mendapatkan kesempatan berharga untuk melakukan penelitian ketahanan energi kota Semarang. Kedua departemen ini bergabung dalam sebuah tim bernama CURE (Center for Urban and Regional Resilience Research). Dalam kegiatan ini, tim CURE bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Bappeda Kota Semarang, Dinas PSDM, PT PLN (Persero), PT Pertamina, dan kantor-kantor dinas di bawah Walikota Semarang. Kick-off meeting atau peluncuran studi kajian ketahanan kota ini dilaksanakan pada 21 Mei 2024 di kantor Bappeda Kota Semarang. Pertemuan ini dihadiri oleh tim Universitas Diponegoro beserta instansi dan stakeholder terkait.
Pertemuan dibuka oleh Muhammad Luthfi, Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kota Semarang. Pada pertemuan tersebut, kerangka program kerja dipaparkan oleh Co-Project Manager, yang juga merupakan dosen Teknik Elektro Undip, Ir. Denis, S.T., M.Eng., IPM., ASEAN Eng., bersama dengan dosen-dosen lain dari Teknik Elektro, yaitu Ir. Aghus Sofwan, S.T., M.T., Ph.D., IPU, Ir. Mochammad Facta, S.T., M.T., Ph.D., dan Dr. Ir. Jaka Windarta, M.T., IPU., ASEAN Eng., serta dosen dari PWK yaitu Prof. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, dan Bintang Septiarani, S.T., M.T. Perwakilan dari GRCN Singapore, Nini Purwajati, turut menjelaskan kerangka program. Program ini dijadwalkan berlangsung hingga akhir tahun 2024, dengan tujuan untuk memperkuat ketahanan energi kota Semarang dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.


